Jerman juga punya festival yang unik, kita mengenal Love Parade di Berlin dan Beer Festive di Munich. Namun salah satu festival yang telah dirayakan sejak lama oleh penduduk Bavaria adalah festival Memukul Angsa. Sampai sekarang, festival tahunan ini diadakan di Jerman dimana seekor angsa diikat kakinya dan dipukuli orang lokal sampai kepalanya putus. Karena adanya protes dari aktivis pecinta hewan, festival ini sekarang dilakukan dengan memukuli angsa yang sebelumnya sudah mati. Kegiatan yang sama diadakan di Spanyol setiap tahun di mana orang menggantunggkan angsa sampai kepalanya putus. Festival dari Spanyol ini bernama Antzare Eguna dan telah ada sejak tiga setengah abad yang lalu.
Sedangkan festival bir dan alkohol yang paling dikenal di dunia adalah Oktoberfest di Jerman. Dalam acara ini dihadirkan puluhan jenis minuman bir hangat dan dingin serta aneka minuman alkohol lain. Digelar selama 16 hari mulai pertengahan September sampai bulan Oktober setiap tahunnya. Para peserta juga disuguhi aneka makanan khas Jerman seperti sosis daging babi yang terkenal dengan nama Schweinsbraten, ayam panggang Hendle, kemudian daging has babi Haxn, filet ikan Steckerlfisch, kue kentang Reiberdatschi dan mie keju Kaasspotzn. Lezaaat…
Masyarakat Eropa memang dikenal sebagai masyarakat yang senang dengan perayaan dan fiesta. Bagi mereka membagi kebahagiaan bersama keluarga dan orang-orang terdekat menjadi kegiatan yang patut dirayakan. Sedangkan kita di benua Asia juga merayakan hal-hal tersbut meski bentuknya sangat berbeda. Apapun itu, keberadaan festival atau perayaan budaya memang menjadi magnet yang menarik bagi para wisatawan mancanegara. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh pemda setempat untuk menjaring devisa dan pemasukan bagi daerahnya. Bagaimana dengan di Indonesia? Sudahkah pemda dan departemen terkait mengemas festival-festival unik di seluruh Nusantara menjadi pundi-pundi menimbun devisa?
No comments :
Post a Comment