Tuesday, November 20, 2012

Pelajaran Sukses dari Para Tokoh Dunia



Para tokoh dunia ini enggak pernah ambil pusing dengan pendapat buruk orang lain tentang diri mereka. Enggak cuma itu aja, mereka juga punya segudang sikap yang bikin mereka sukses di bidangnya masing-masing. Apa sajakah itu?

Pantang menyerah dan mau bekerjasama"Manusia enggak akan bisa terbang, setidaknya sampai 50 tahun kedepan," kata Orville Wright dan Wilbur Wright, di tahun 1900. Wright Bersaudara merasa enggak pede dengan diri mereka sendiri. Tiga tahun kemudian, mereka sendiri malah membuktikan bahwa perkiraan mereka itu salah.

Bahkan ayah mereka sendiri awalnya enggak percaya kalau manusia bisa 'terbang' dengan pesawat. "Jika Tuhan memang menginginkan manusia untuk dapat terbang, Ia akan memberi kita sayap," kata sang ayah.

Wright Bersaudara memang pernah duduk di perguruan tinggi, meski enggak satupun dari mereka mendapatkan ijazah. Tapi dengan minat dan keteguhan hati mereka yang luar biasa, mereka akhirnya dianggap sebagai perancang pesawat terbang efektif pertama.

Selain itu, mereka berdua sadar kalau dua kepala lebih baik daripada satu kepala. Akhirnya mereka selalu bekerja sama dan saling melengkapi satu sama lainnya. Mereka juga enggak pernah nyerah. Setelah gagal sampai 1000 kali penerbangan, akhirnya pesawat ketiga sukses terbang. Bahkan mereka melakukan  lebih dari 2000 kali percobaan hanya untuk menemukan disain sayap yang baik.

Berani bermimpi, tekun dan percaya diri
Pada tahun 1970-an, seorang mahasiswa berkacamata tebal, bajunya lusuh bercelana jeansdan culun, nekat menemui orang-orang lalu bilang, "Aku punya produk bagus, tapi aku enggak punya modal. Bolehkah aku pinjam 100 dollar? Kalau produk ini sukses, kita bakal jadi orang paling kaya di dunia, lho."

Hampir semua orang menertawakan mahasiswa itu dan bahkan ada yang menganggapnya gila. Tapi mahasiswa itu cuek dan terus mencari orang yang mau bekerja sama dengannya. Siapa sangka kalau mahasiswa itu adalah Bill Gates, pendiri perusahaan piranti lunak terbesar dan sering berada dalam urutan pertama orang terkaya selama dua dekade di dunia.

Kesuksesannya berawal dari mimpi. Bill berani bermimpi untuk menciptakan komputer rumah dan dipakai setiap orang. Padahal Ken Olson, Presiden sekaligus pendiri Digital Equipment Corp pernah bilang, "Enggak bakal ada orang yang pengin punya komputer dirumahnya."

Bagi Bill, enggak ada yang enggak mungkin. Saking  percaya dirinya, dia sampai berani mengambil keputusan keluar dari Universitas Harvard. Sebagai ganti dari keputusan besarnya, dia berkomitmen untuk mewujudkan impiannya. Komitmen itu diwujudkan dengan ketekunan, Setiap hari dia meluangkan waktu berjam-jam untuk mengutak-atik program komputer. Sehingga pelan tapi pasti hobinya bikin program menjadi bisnis yang menguntungkan. Bill membuktikan kalau sebuah impian, jika disertai keyakinan kuat dan ketekunan akan memberi hasil gemilang.

Ambil kesempatan dan enggak takut gagal
"Konsepnya memang bagus, tapi kalau pengin dapat nilai lebih dari "C", idenya harus sesuai dengan kenyataan," kata seorang professor di Yale University, mengomentari karya tulis Fred Smith tentang pengiriman satu malam.

Fred Smith di kemudian hari mendirikan Federal Express (FedEx) yang jadi perusahaan jasa kurir terbesar di dunia. Fred melihat cemoohan sebagai peluang. Dia kemudian tetap berusaha bikin karya tulis yang bernilai buruk jadi bisnis yang nilainya triliunan.

Awalnya Fred sempat menganggap kalau idenya sendiri memang gila. Tapi menurutnya, asal sudah berusaha menempatkan segala sesuatunya dengan benar dan berusaha sebaik-baiknya, semua akan berjalan lancar dan resiko apapun enggak bakal jadi halangan. "Aku enggak takut kehilangan semua uangku. Aku tahu aku benar, aku tahu kalau aku melakukannya dengan benar dan semua akan baik-baik aja,"

Dia juga berani mengambil kesempatan dan  sama sekali enggak takut gagal. "Aku selalu pengin mengambil kesempatan. Soalnya kegagalan bukanlah sesuatu yang buruk di dunia. Aku tahu banget itu," kata Fred yang berani mengambil peluang dan sama sekali enggak takut gagal.

No comments :

Post a Comment