Tuesday, September 17, 2013

Kota Giethoorn

Saat berkunjung ke tempat ini, kita langsung teringat dengan kota air di Venesia, Italia. Kota bernama GIethoorn ini mulai dikenal dunia, setelah tempat ini muncul dalam film Fanfare karya Bert Haanstra, yang rilis tahun 1958. Kota apung yang terletak di Propinsi Overijssel, Belanda ini, kini menjadi lokasi wisata populer di negara kincir angin ini.  

Rumah-rumah kecil, antik bergaya Belanda mengapung di tempat yang terletak 144 km dari Amsterdam ini. Bangunan rumah di Giethoorn bisa dibilang tua dan unik karena kota ini sudah ada sejak tahun 1230. Pohon-pohon rindang, tumbuh hijau di sepanjang aliran sungai sedalam 1 meter ini. Setiap harinya, penduduk kota menggunakan kanal sepanjang 7,5 kilometer sebagai akses utama yang menghubungkan tempat-tempat di kota ini. Hmm, sepertinya kita bakal betah nih, berlama-lama tinggal di kota berpenduduk 2620 ini. 

Dulu, kota ini belum memiliki jalur darat sama sekali. Tapi, kini mulai dibangun jembatan dan jalur darat khusus untuk pejalan kaki dan sepeda. Itulah sebabnya, kita nggak akan menemukan kendaraan bermotor di wilayah ini. Plus tanpa asap kendaraan, asap pabrik, bahkan asap rokok sekalipun. Pastinya kita juga nggak akan terganggu dengan suara bising klakson kendaraan yang macet di jalanan. 

Satu-satunya alat transportasi di Giethoorn yaitu kano atau perahu. Inilah sebabnya kota ini dinobatkan sebagai kota bebas polusi di dunia. Kita akan dimanjakan dengan rumah-rumah bergaya Belanda yang seolah mengapung di atas air. Uniknya setiap rumah punya perahu yang terparkir di depan rumah mereka. 

Penasaran dengan kota ini? Giethoorn terbuka untuk pengujung yang penasaran ingin menikmati keasrian dan keindahan kotanya. Sebelum masuk kawasan ini, pengunjung harus memarkirkan kendaraan mereka terlebih dulu di luar kota Giethoorn Sebagai gantinya, penduduk setempat menawarkan jasa pelayaran dengan perahu atau kano yang siap mengajak kita mengelilingi kota. 

Saat berkunjung, mampir deh, ke restoran yang terletak di pinggir kanal untuk menikmati sensasi makan siang atau makan malam di pinggir sungai. Menjelang malam hari, suasana kota menjadi lebih romantis dengan kerlap kerlip lampu rumah yang memantul di atas air. 

No comments :

Post a Comment